Perhatian para arkeolog kini mengarah ke Gunung Sadahurip di Garut, Jawa Barat. Sebuah misteri besar menunggu untuk diungkap: benarkah di dalamnya terdapat piramida besar buatan manusia, yang konon lebih tua dan lebih besar dari Piramida Giza di Mesir?

Kisah penemuan piramida Garut mirip dengan apa yang terjadi di Bosnia tahun 2005 lalu. Sebuah bukit bernama Visocica di Kota Visoko, barat laut Sarajevo, menjadi fokus perhatian dunia. 

Adalah Semir Osmanagic, peminat arkeolog sekaligus pebisnis, yang menyadari keanehan bentuk puncak bukit setinggi setinggi 213 meter itu pada April 2005. 

Setelah serangkaian penggalian dilakukan, dia mengklaim menemukan sejumlah prasasti misterius yang ditulis pada batu. Lantas, setelah beberapa kali dilakukan penggalian, disimpulkan bahwa piramida yang terdapat di bukit tersebut lebih besar dari Piramida Giza di Mesir. 

Klaim penemuan kolosal ini dihujani respon dan jadi kontroversi. Para arkeolog mengritik klaim tersebut. Namun, Osmanagic bertahan dengan pendapatnya. "Mereka hanya cemburu," kata dia kepada situs sains, LiveScience. "Orang-orang kelabakan, karena mereka terlanjur mengajarkan pada murid bahwa Bosnia adalah orang gua (primitif). Kemudian tiba-tiba ada penemuan struktur kompleks di sini." 

Di tengah pandangan miring para ilmuwan, penggalian terus dilakukan. Perkembangannya bisa dipantau di situs Bosnian Pyramid. 

Apakah temuan di Garut terinspirasi hal serupa di Bosnia? 

Anggota Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Iwan Sumule menegaskan: tidak. 

"Piramida Garut itu ditemukan secara kebetulan ketika tim meneliti patahan atau sejarah gempa masa lalu," kata dia kepada VIVAnews.com. 

Sebab, Iwan menambahkan, diyakini bahwa gempa berulang dan ada masa periodiknya, termasuk gunung api. Dengan mengetahui sejarah atau data-data gempa masa lalu, kita dapat membuat langkah-langkah mitigasi. 

"Karena diyakini juga bahwa punahnya peradaban manusia itu akibat bencana-bencana di masa lalu, seperti gempa dan letusan gunung api. 

Terkait temuan "piramida Garut" di dalam Gunung Putri atau Sadahurip, Iwan menjelaskan semua proses ilmiah dan berbagai metode yang dimungkinkan dan disyaratkan telah diterapkan di sana, termasuk georadar dan geolistrik, juga pengujian dengan carbon dating. Hasilnya, kata dia, "Ini bukan alami, melainkan man made."




Tim juga menggunakan metode Interferometric Syntetic Aperture Radar (IFSAR). "Dihasilkan gambar yang benar-benar telanjang. Bisa dilihat (di gambar) yang berwarna kuning adalah batu, sementara warna biru adalah air," jelasnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Sejarah dan Kepurbakalaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, bukan tak mungkin Indonesia memiliki piramida. 

"Bukan tak mungkin ada piramida di Garut, karena ada punden berundak dan bangunan di Candi Jiwa," kata Sekretaris Ditjen Sejarah dan Kepurbakalaan, Soerosa, seperti dalam rilis yang diterima VIVAnews, Minggu 27 November 2011. Candi Jiwa ini sebuah candi di Karawang yang diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi.

Untuk pembuktian, kata Soeroso, eskavasi harus dilakukan. Tim Katastropik Purba yang selama ini secara informal berkoordinasi diharapkan segera melengkapi hasil temuannya agar bisa berlanjut ke tahap eskavasi.

Soeroso menjelaskan, dugaan adanya piramida yang tertimbun jauh di dalam tanah memang kemungkinan besar bisa terjadi. Baru-baru ini, di daerah pegunungan Temanggung ditemukan peninggalan candi yang terkubur sedalam 8 meter dari permukaan tanah. (kd)


















Kapan eskavasi dilakukan? 

Iwan menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi intensif dengan instansi terkait, para muspida, serta kepala desa dan masyarakat Garut. "Bahwa ada temuan fenomenal di lokasi yang dikeramatkan oleh penduduk lokal. Kami sedang mencoba membongkar pikiran itu, bisa dirasionalkan," kata dia.

Salah satunya, Iwan menjelaskan, beberapa waktu lalu di sebuah media televisi, Kepala Desa Sukahurip -- tempat gunung berada -- menceritakan, ada banyak kilatan petir dan sinar di sekitar gunung. "Menurut kami, itu masuk akal, karena mengambil sampel di Mesir, piramida tak hanya sekedar kuburan Firaun, tapi ada teknologi di dalamnya," kata dia. Teknologi yang maju -- bahkan untuk ukuran masa kini misalnya, teknologi hidro, pembangkit listrik, dan ada medan magnet. Ada juga literatur yang menyebut piramid dibangun untuk mengantisipasi bah.

Iwan menambahkan, tak hanya masyarakat yang skeptis terhadap temuan tim. Juga beberapa instansi terkait. "Mereka kurang peduli. Antara percaya tidak percaya. Padahal semua metode penelitian sudah kami lakukan, ini temuan yang sangat fenomenal," kata dia. "Harusnya kita sadar dan sangat bangga, ada peradaban besar dan tua yang berada di bumi nusantara." (umi)







Lebih tua dari pada piramida giza?


Tim Katastropik Purba menemukan fakta mengagetkan sehubungan dengan misteri piramida Garut, Jawa Barat. Dari hasil penelitian intensif dan uji karbon dipastikan bahwa umur bangunan yang terpendam dalam gunung wilayah Garut lebih tua dari Piramida Giza yang berada di Mesir. 

Tim Katastropik Purba sebelumnya telah melakukan penelitian intensif atas dugaan adanya bangunan berbentuk piramida di Desa Sadahurip, dekat Wanaraja, Garut, Jawa Barat.

“Dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza,” terang Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, dalam keterangan tertulis pada 20 November 2011.

Sekadar catatan, Piramida Giza selama ini dikenal sebagai piramida tertua dan terbesar dari 3 piramida yang ada di Nekropolis Giza. Piramida ini diyakini sebagai makam Firaun, Dinasti keempat Mesir, Khufu, yang dibangun selama lebih dari 20 tahun pada kurun waktu sekitar tahun 2560 sebelum Masehi.
Temuan Mencengangkan
Dalam beberapa waktu ke depan, lanjut Andi, Tim Katastropik Purba akan melakukan paparan publik tentang temuan-temuannya tersebut. Tak hanya soal temuan piramida di Garut tersebut, tim ini nantinya juga akan memaparkan temuan istimewa di kawasan Trowulan, Batu Jaya, beberapa lokasi menhir di Sumatera dan lain-lain. 

“Ada temuan mencengangkan tentang uji carbon dating pada 3 lapis kebudayaan di kawasan Trowulan yang terlanjur kita sebut Majapahit pada zaman sejarah masehi itu. Juga tentang temuan-temuan lapisan sejarah di Lamri, Aceh, dan sekitarnya,” terang Andi.

Atas temuan ini, sambungnya, Tim Katastropik Purba akan terus berkoordinasi lintas ilmu kebumian sehubungan dengan temuan-temuan sejarah bencana-bencana lokal dan global untuk dicari mitigasinya.

Tim tersebut juga akan terus berkoordinasi dengan bidang kepurbakalaan, antropologi, arkeologi, pakar budaya, ahli sejarah dan lainnya. (ren)





sumber
sumber
sumber

Comments (2)

On 12 November 2012 pukul 15.22 , andi nurhasania mengatakan...

sumber pertama kali dari mana????

 
On 23 November 2012 pukul 16.41 , Unknown mengatakan...

itu pertama kali ane lihat di berita TV, seputar indonesia kalau nggak salah, terus ane coba browsing banyak dapetnya gan, jadi ane campur, nggak tau sumber mana yg pertama