Dari Abu Najih ’Irbadh bin Sariyah rodhiallohu ‘anhu dia berkata, “Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati kami dengan nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, seperti ini adalah nasihat perpisahan, karena itu berilah kami nasihat”. Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk tetap menjaga ketakwaan kepada Alloh ‘azza wa jalla, tunduk taat (kepada pemimpin) meskipun kalian dipimpin oleh seorang budak Habsyi. Karena orang-orang yang hidup sesudahku akan melihat berbagai perselisihan, hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Alloh). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia berkata, “Hadits ini hasan shahih”)
Dari Ibunda kaum mu’minin, Ummu Abdillah ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak.”
Dari keterangan hadist diatas sudah jelas dikatakan bahwa mengada-ada sesuatu yang baru dalam urusan agama maka amalan tersebut tertolak, dan Rasulullah SAW sendiri telah mengatakan dengan jelas bahwa kita semua harus memegang kuat sunnahnya dengan gigi geraham dan menjauhi ajaran-ajaran yang baru dalam agama karena semua bid’ah adalah sesat, tetapi sudahkah kita melaksanakan perintah tersebut?
Oleh karena itu sebisa mungkin setelah kita mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut sebaiknya kita menjauhi ajaran-ajaran baru mengenai agama yang menyesatkan, dan janganlah meniru kebiasaan kaum lain, tiru Berpegangah pada sunnah Rasul dan khulafaur rasyidin

Comments (0)